Whatsapp sebagai “Terminal” dalam Pembelajaran Daring di Madrasah


Banyaknya media pembelajaran jarak jauh (PJJ) mengharuskan guru dapat memilih aplikasi yang tepat. Pemilihan media PJJ ini antara lain mempertimbangkan ketersediaan teknologi dan kemampuan teknologi yang dimiliki guru dan siswa.

Faktor lain yang secara umum menjadi kendala antara lain faktor geografis dan kemampuan ekonomi peserta didik. Secara  geografis, ada peserta didik yang rumahnya di daerah pegunungan yang  sulit dijangkau sinyal jaringan internet. Secara ekonomi, ada peserta didik yang tidak memiliki smartphone, bahkan kesulitan untuk membeli paket data internet.

Kendala geografis dan ekonomi teresbut mengharuskan guru dapat memilih media pembelajaran jarak jauh yang paling efektif dan murah. Salah satunya adalah aplikasi Whatsapp.

Tentang Whatsapp

Whatsapp atau Whatsapp Messenger, merupakan aplikasi pesan singkat secara online. Menurut Wikipedia Indonesia, WhatsApp Messenger merupakan aplikasi pesan lintas platform yang memungkinkan kita bertukar pesan tanpa pulsa, karena WhatsApp Messenger menggunakan paket data internet.

WhatsApp didirikan oleh Brian Acton dan Jan Koum, mantan karyawan Yahoo!. Menurut whatsapp.com, lebih dari 2 miliar orang di lebih dari 180 negara menggunakan WhatsApp. Ini menunjukkan bahwa aplikasi ini sangat popular di kalangan pengguna media sosial.

Tulisan ini tidak bermaksud mengkampanyekan WhatssApp sebagai satu-satunya media pembelajarna jarak jauh.  Juga tidak bermaksud menafikan media pembelajaran online lainnya. Tapi sekedar ulasan terhadap fungsi dan manfaat Whatsapp sebagai media pembelajaran jarak jauh. Hal ini mengingat kondisi lingkungan madrasah, baik guru maupun  peserta didik yang berada di pedesaan.

Bagaimana pemanfaatan WhatssApp sebagai media pembelajaran jarak jauh?

Saat ini WhatsApp banyak dimanfaatkan sebagai media untuk belajar seperti kursus/les (baik didalam group chat atau personal chat), seminar dan juga workshop secara daring. Cukup dengan membuat group chat kemudian memasukkan nomor handphone siswa ke grup maka kelas online pun dapat dimulai.

Esensi pembelajaran jarak jauh (kelas online), harus dapat menggantikan fungsi pembelajaran tatap muka. Yaitu penyajian materi ajar, diskusi interaktif, pemberian tugas dan penilaian.  Ini semua bisa tercover fitur yang disediakan Whatsapp.

Dalam whatssapp grup, guru sebagai admin  dan siswa sebagai partisipan, bisa mengirim berbagai dokumen seperti video, foto bahkan file presentasi. Sehingga interaksi guru dan peserta didik dapat berjalan sebagaimana layaknya pembelajaran tatap muka.

Penyajian materi yang paling mudah adalah materi dalam bentuk teks. Melalui teks, siswa dapat langsung membaca materi pembelajaran tanpa mengalami kendala.

Diskusi juga bisa langsung dilakukan melalui direct message (komen langsung), memberikan pendapat, bertanya, atau memberikan jawaban.

Penyajian materi pembelajaran juga dapat dilakukan dengan cara mengirimkan video, gambar penjelas, dan link website sebagai sumber belajar.

Whatsapp, dapat dikatakan sebagai “terminal” yang dapat menghubungkan satu aplikasi dengan aplikasi  lain, menghubungkan website yang satu dengan website yang lain. Caranya sangat sederhana, yaitu dengan mengetikkan link atau alamat website yang akan dituju sebagai sumber belajar di halaman Whatsapp Grup kelas.

Bahkan dalam beberapa kasus, penulis mengamati pembelajaran jarak jauh dengan Whatsapp, ada kecenderungan siswa lebih interaktif, lebih banyak siswa yang berani bertanya (chat), dibanding saat pembelajaran tatap muka.

Semoga tulisan ini bermanfaat, sekedar berbagi informasi dan pengalaman dalam pembelajaran di madrasah/sekolah.

Catatan ini pernah dimuat di Tabloid ASPIRASI Edisi 294, halaman 87, dengan judul “Whatsapp; Media PJJ yang Tak Tergantikan”.

Tinggalkan komentar