KTSP Madrasah Berbasis Karakter


Pengertian Karakter dan Tujuan
Karakter adalah “bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak”. Adapun berkarakter adalah berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak”.
Pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan guru (madrasah), yang mampu mempengaruhi karakter peserta didik.

Tujuan penerapan KTSP berbasis karakter adalah pembentukan budaya madrasah, yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua warga madrasah, dan masyarakat sekitar madrasah.

Kriteria ketercapaiannya adalah terbentuknya budaya madrasah, yaitu perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua warga madrasah dan masyarakat sekitar madrasah harus berlandaskan nilai-nilai tersebut. Baca lebih lanjut

KIAT MENYUSUN BAHAN AJAR


Inilah pekerjaan yang mungkin menyenangkan sekaligus melelahkan. Menyusun bahan ajar.  Mudah…? Sulit….? Yang jelas harus mencoba.

Catatan ini diharapkan dapat memberi gambaran tentang pengertian bahan ajar, fungsi penyusunan bahan ajar, tujuan penyusunan bahan ajar,  manfaat penyusunan bahan ajar, prinsip penyususnan bahan ajar, penyususnan salah satu bentuk bahan ajar cetak dan bahan ajar noncetak.

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

Fungsi Bahan Ajar antara lain:

  1. Pedoman bagi Guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, merupakan substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan
  2. Pedoman bagi Siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari/dikuasainya.
  3. Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran Baca lebih lanjut

Diklat Mapel TIK MTs Tingkat Lanjut Prov. Jateng dan DIY Angkatan I Th. 2011


Masuk Diklat lagi. Yang  jelas banyak positifnya, banyak hal baru. Hal yang terpenting dari kegiatn ini semoga mendapatkan sesuatu yang baru untuk pencerahan.

Mungkin ada yang beranggapan “Buat apa ikut diklat….Ga ada bedanya yang ikut diklat sama yang tidak.” Macem-macamlah anggapan orang. Motivasi ikut diklat juga bermacem-macem. Ada yang ikut diklat itung-itung refreshing, pencerahan, nambah kenalan, atau ikut diklat karena perintah atasan ga bisa nolak, ikut diklat itung-itung cari sangu (uang saku, wah…ini….), ikut diklat untuk prasyarat, atau ada yang memang betul-betul murni karena ingin meningkatkan kompetensi dan kualitas kerja dll. Yang asyik ya dapat semuanya….. Diklatnya satu, motivasinya banyak tergantung peserta.

Diklat Peningkatan Kualitas Guru TIK MTs Tingkat Provinsi Jawa Tengah dan DIY Angkatan I Tahun 2011 dilaksanakan mulai dari tanggal 19 s.d. 28 September 2011, bertempat di Balai Diklat Kemenag Semarang. Diikuti oleh 30 orang guru TIK Prov. Jateng dan DI Yogyakarta. Baca lebih lanjut

Dari Seminar “Orang Tua Bijak; Mencetak Juara dari Rumah”


Setiap orang tua berkeinginan untuk mencetak putra putrinya sebagai juara, sehingga orang tua harus semangat mengantarkan putra putrinya menuju kesuksesan.

Pertanyaannya, apakah penting untuk menjadi juara? Apa manfaatnya jadi juara? Berikut adalah beberapa catatan saya mengikuti seminar “Orang Tua Bijak; Mencetak Juara dari Rumah”, yang diselenggarakan oleh Primagama Purbalingga (8/5/2011) di Hotel Kencana Purbalingga, dengan nara sumber: Drs. H. Teguh Sunaryo, M.Si.

Juara dibidang apapun intinya adalah kesiapan untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Setiap pribadi harus menjadi juara di bidangnya masing-masing. Jangan menuntut anak-anak melampaui di luar batas kemampuannya. Ini akan menzolimi anak. Ini karena orang tua terlalu egois, idealis yang berlebihan. Biarkan anak mengalir, dengan mengenali bakat, minat dan kemampuan anak. Mulailah dari rumah.

Lima Alternatif model mendidik anak di rumah

  1. MODELING (bukan memberi contoh, tetapi menjadi contoh). Orang tua adalah contoh yang tidak dibuat-buat (menjadi contoh), bukan memberi contoh (dibuat-buat)
  2. PARTISIPASI (bukan delegasi / perintah, tetapi melibatkan / partisipasi). Orang tua harus terlibat langsung dalam proses belajar anak.
  3. PERSUASI (bukan larangan, tetapi alternatif / mengalihkan). Ketika anak melakukan kegiatan  yang kurang/tidak baik/berbahaya, orang tua berkewajiban mengalihkan perhatian anak kepada hal yang lain yang lebih baik sebagai alternative kegiatannya.
  4. EMPIRIS (bukan nasihat / omelan, tetapi bukti nyata).
  5. KOMUNIKASI (bukan mengatur, tetapi diskusi) Baca lebih lanjut

Sedikit tentang Lesson Study untuk Guru Madrasah


Podhorsky & Moore (2006) menyatakan bahwa reformasi pendidikan hendaknya dimaknai sebagai upaya penciptaan program-program yang berfokus pada perbaikan praktik-praktik mengajar dan belajar, bukan semata-mata terfokus pada  perancangan kelas dengan teacher proof curriculum. Dengan demikian praktik-praktik pembelajaran benar-benar ditujukan untuk mengatasi kegagalan siswa belajar. Praktik-praktik pembelajaran ini hanya dapat diubah melalui pengujian terhadap cara-cara guru mengemas dan melaksanakan pembelajaran.

Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran adalah dengan Lesson Study (Iwan Junaidi, 2000). Apa itu Lesso Study?

  • From Wikipedia, the free encyclopedia: Lesson Study (or kenkyu jugyo) is a teaching improvement process that has origins in Japanese elementary education, where it is a widespread professional development practice. Working in a small group, teachers collaborate with one another, meeting to discuss learning goals, to plan an actual classroom lesson (called a “research lesson”), to observe how it works in practice, and then to revise and report on the results so that other teachers can benefit from it. Despite differences between Japanese and American educational systems (see Education in Japan and Education in the United States), the practice is gaining in popularity in the United States in K-12 education and teacher training, and more recently it is finding a home in higher education as a form of faculty development.
  • This is a specific example of the on-going Japanese devotion to the Plan-Do-Check-Act PDCA decision-making discipline pioneered by W. Edwards Deming, which is based upon the Shewhart Cycle (named after Deming’s collaborator from Bell Telephone Laboratories, Walter A. Shewhart).

Lesson Study bukanlah suatu strategi atau metode dalam pembelajaran, tetapi merupakan salah satu upaya pembinaan untuk meningkatkan proses pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok guru secara kolaboratif dan berkesinambungan, dalam merencanakan, melaksanakan, mengobservasi dan melaporkan hasil pembelajaran. Lesson Study bukan sebuah proyek sesaat, tetapi merupakan kegiatan terus menerus yang tiada henti dan merupakan sebuah upaya untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip dalam Total Quality Management, yakni memperbaiki proses dan hasil pembelajaran siswa secara terus-menerus, berdasarkan data. Baca lebih lanjut

MGMP MTs Kab. Purbalingga


Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

Mengawali liburan semester gasal, Kelompok Kerja Madrasah (KKM) MTs Kabupaten Purbalingga menyelenggarakan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) yang dilaksanakan di MTs Negeri Karanganyar, tanggal 20 dan 21 Desember 2010.

Dalam pembukaannya, Kasi Mapendais Kantor Kemenag Kab. Purbalingga, Drs. H. Wahyudiana, M.MPd, menyambut positif pelaksanaan MGMP yang diselenggarakan. Meski libur, guru tetap kreatif dan berpikir positif untuk meningkatkan kualitas pendidikan madrasah. Untuk itu, diharapkan agar kegiatan ini dapat diikuti dengan serius sampai tuntas. Keseriusan seseorang itu menunjukkan kualitas SDM.

Sementara itu, Ketua KKM MTs Kab. Purbalingga, Drs. Mundirin, dalam pengarahannya mengatakan bahwa guru merupakan kunci utama keberhasilan pendidikan di madrasah. Oleh karena itu, guru dituntut untuk selalu meningkatkan kualitas dirinya sebagai guru yang profesional.

MGMP diikuti oleh 103 guru dari 34 MTs Negeri dan Swasta yang ada di Kabupaten Purbalingga. MGMP meliputi 15 Mata Pelajaran yang ada di MTs baik mapel agama maupun umum, yaitu Aqidah Akhlak, Qurán Hadits, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), Bahasa Arab, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Jawa (Mulok), Matematika, IPA, IPS, PKn, TIK, Penjas, dan Seni Budaya.

Dalam MGMP kali ini ada satu hal yang sangat strategis, yaitu guru diharapkan dapat membuat sebuah pemetaan indikator atau bedah indikator menjadi indikator-indikator yang lebih rinci lagi seperi sebuah kisi-kisi soal. Indikator ini nantinya diarahkan untuk mengurai materi yang akan diajarkan. Baca lebih lanjut

Menyiapkan Tahun Ajaran Baru (Bagian 2)


Pada bagian 1, sudah disajikan catatan tentang pengembangan silabus. Kali ini akan disajikan catatan saya tentang penjabaran silabus dalam penyusunan RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran)
Landasan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran terdapat pada: PP NO 19 TAHUN 2005 Pasal 20 Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencana Pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (satu) indikator atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih. Baca lebih lanjut

Menyiapkan Tahun Ajaran Baru (Bagian 1)


Salah satu ciri guru yang baik -katanya- adalah sibuk di awal tahun pelajaran untuk membuat perencanaan. Ia tidak akan disibukkan dengan berbagai administrasi pembelajaran pada saat seharusnya ia melaksanakan tugas (mengajar) sehingga banyak waktu tersita.
Salah satu hal yang penting kita siapkan antara lain merencanakan alokasi waktu sesuai dengan Kalender Pendidikan. Dari kaldik kita akan mengetahui minggu-minggu yang efektif untuk pembelajaran. Ini kemudian dijabarkan ke dalam prota (program tahunan) dan promes (program semester). Nah setelah itu, baru kita berfikir bagaimana mengembangkan silabus dan RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran).
Bagaimana mengembangkan silabus dan RPP? Berikut adalah catatan kecil saya hasil Diklat Peningkatan Kualitas Guru Madrasah Tsanawiyah Mapel TIK Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, yang diselenggarakan pada tanggal 17 s.d. 26 Mei 2010 di Balai Diklat Keagamaan Semarang. Baca lebih lanjut

Guyonan Pak Masyhudi pada Pembukaan Diklat


Drs. H. Masyhudi, MM, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah membuka Diklat Senin, 17 Mei 2010, tepat pada pukul 20.00. Dalam sambutan pengarahannya, Kakanwil menyampaikan beberapa hal penting, diantaranya diharapkan agar peserta diklat dapat memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya, sebab diklat merupakan kesempatan yang langka untuk dapat meningkakan kompetensinya. Baca lebih lanjut

Diklat Guru TIK MTs Prov. Jateng dan DIY Angkatan I


Peserta Diklat Guru TIK 2010

Hari ini, 17 Mei 2010,  Diklat Peningkatan Kualitas Guru MTs untuk Mapel TIK Angkat I Tingkat Provinsi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta di Balai Diklat Kementrian Agama Kanwil Provinsi Jawa Tengah di Semarang dibuka secara resmi oleh Kepala Balai Diklat Keagamaan Semarang.

Dalam  sambutannya, Kepala BDK Semarang, Drs. H. Masykur Hadi, MM. mengatakan bahwa tujuan diklat ini adalah untuk  meningkatkan kemampuan, ketrampilan, dan sikap guru Mapel  TIK dalam rangka efektifitas dan pembinaan masyarakat yang menggunakan prinsip manajemen akuntabilitas.

Sasaran dari diklat adalah terwujudnya pengetahuan, kemampuan, ketrampilan dan sikap mental guru TIK yang dapat mendorong kinerja institusi secara optimal sehingga dapat memacu prestasi dan produktivitas kinerja di Kementerian Agama sesuai tugas pokok dan fungsinya. Baca lebih lanjut