4 Pilar Literasi Digital


Pendidikan di era digital merupakan pendidikan yang harus mengintegrasikan Teknologi Informasi dan Komunikasi ke dalam seluruh mata pelajaran. Dengan berkembangnya pendidikan era digital maka memungkinkan siswa mendapatkan pengetahuan yang berlimpah ruah serta cepat dan mudah

Baca lebih lanjut

Whatsapp sebagai “Terminal” dalam Pembelajaran Daring di Madrasah


Banyaknya media pembelajaran jarak jauh (PJJ) mengharuskan guru dapat memilih aplikasi yang tepat. Pemilihan media PJJ ini antara lain mempertimbangkan ketersediaan teknologi dan kemampuan teknologi yang dimiliki guru dan siswa.

Faktor lain yang secara umum menjadi kendala antara lain faktor geografis dan kemampuan ekonomi peserta didik. Secara  geografis, ada peserta didik yang rumahnya di daerah pegunungan yang  sulit dijangkau sinyal jaringan internet. Secara ekonomi, ada peserta didik yang tidak memiliki smartphone, bahkan kesulitan untuk membeli paket data internet. Baca lebih lanjut

Pendidikan Multikultural di Madrasah


Nilai-nilai Pendidikan Multikultural

khazanah klasikMultikultural dapat diartikan sebagai keragaman budaya, meskipun ada tiga istilah lain yang biasanya digunakan untuk menggambarkan masyarakat yang mempunyai keberagaman, baik agama, ras, bahasa dan budaya yang berbeda, yaitu pluralitas (plurality), keragaman (diversity) dan multikultural (multicultural). Pada dasarnya ketiga istilah tersebut mengacu pada satu hal yang sama, yaitu “ketidaktunggalan”, namun secara konseptual memiliki perbedaan diantara ketiga istilah tersebut. Pluralitas merepresentasikan adanya kemajemukan, lebih dari itu multikultural memberikan penegasan bahwa dengan segala perbedaan itu mereka tetap sama diruang publik[1].

Baca lebih lanjut

NILAI-NIAI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM MATA PELAJARAN FIKIH (Analisis Materi Ajar Buku Siswa Fikih Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Madrasah Tsanawiyah)


ketupat-2011Catatan ini sekedar mengingatkan kembali kalo saya punya blog yg sudah lama ga diurus…hehe… Pingin memulai kembali mengisi waktu agar lebih bermakna.
Saya mulai dari sini tentang Pendidikan Multikultural. Ini juga catatan sdh lama, sekitar 2017an. Ga papalah untuk memulai kembali ke gelanggang..

A. LATAR BELAKANG
Kajian tentang nilai-nilai multikultural dalam mata pelajaran fikih di madrasah, tentu akan menjadi sangat menarik karena Fikih sebagai sebuah pemahaman, telah menjadi perdebatan yang tidak pernah habis sepanjang sejarah Islam. Fikih dianggap belum tuntas dalam menjawab problem pluralitas internal umat Islam. Salah satu isu multikultural yang dekat dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat Islam dewasa ini adalah keragaman dalam pemahaman persoalan-persoalan fikih, terutama berkatian dengan masalah khilafiyah dan budaya dalam konteks ritual keagamaan.

Dalam konteks pendidikan multikultural, sisi penting di madrasah adalah bahwa peserta didik kita merupakan representasi dari keragaman masyarakat dengan berbagai karakteristiknya. Keluarga dan lingkungan telah memberi pengaruh yang besar atas pemahaman keagamaan peserta didik. Artinya keragaman pemahaman keagamaan yang ada dan berkembang di masyarakat akan terwakilkan ketika guru berhadapan dengan peserta didik di kelas. Sehingga anak didik juga memiliki militansi dan fanatisme pemahaman keagamaan yang ia bawa dari keluarga dan lingkungannya. Baca lebih lanjut

Akhlak dalam Bingkai Ibadah; Nilai Etika Haji dalam Membangun Etos Kerja


hajiPENDAHULUAN

Secara bahasa, haji artinya menyengaja, sedangkan secara istilah haji adalah suatu ibadah yang dilakukan dengan sengaja, dengan cara mengunjungi Baitullah dengan niat mengharap ridho Allah dengan melaksanakan syarat dan rukun tertentu.

Ibadah haji adalah rukun Islam yang kelima yang difardhukan bagi setiap muslim yang mampu sebanyak satu kali dalam seumur hidup. Oleh karena itu, ibadah Haji bagi pribadi muslim adalah sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan jika telah mencapai syarat “istitha’ah”.

PERINTAH HAJI

Adapun perintah haji disyariatkan sesuai dengan Firman Allah Swt:

Artinya : “Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh (QS. Al Hajj /22: 27) Baca lebih lanjut

Perubahan Mindset Kurikulum 2013


imagesEmpat hari mengikuti Sosialisasi Implementasi Kurikulum 2013. Banyak hal yang harus dipikirkan dan dikerjakan, “ribed”, merepotkan dan melelahkan. Itu kesan yang terlontar dari teman-teman guru saat mengikuti sosialisasi Kurikulum 2013 di Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga 2-5 Desember 2013.

Belum apa-apa sudah aduh…repot…..

Apa benar Kurikulum 2013 merepotkan guru? Salah satu tujuan diselenggarakannya Sosialisasi Kurikulum 2013 adalah adanya perubahan mindset atau pola pikir guru dalam menyiapkan materi ajar, melaksanakan dan mengevauasi hasil pembelajaran melalui pendekatan yang sesuai. Baca lebih lanjut

Dampak Positif Penggunaan Internet


Internet SehatTulisan ini berawal dari tugas browsing yang saya berikan ke siswa. Yaitu untuk mencari informasi “dampak positif dan dampak negatif penggunaan internet”. Hasilnya sangat beragam, dan ini membuat siswa bingung.

Ya, kalau kita browsing materi ini, tersaji ribuan judul yang serupa, tapi penyajiannya kadang kabur antara menjelaskan “fungsi” dan “dampak positif”. Memang ada kaitannya, hanya bagaimana membahasakannya. Dan ini membuat siswa bingung memahaminya.

Ada yang menuliskan misalnya, dampak positif dari penggunaan internet adalah 1. Internet sebagai media komunikasi, 2. Internet sebagai media pertukaran data, 3. Internet sebagai media pendidikan, dll. Menurut saya, ini adalah “fungi internet”, bukan “dampak positif”. Oleh karena itu harus dibedakan antara fungsi dan dampak. Atau mungkin bahasanya yang harus diubah. Misalnya, dampak positif penggunaan internet adalah 1. Memudahkan dalam akses informasi, 2. Memudahkan dalam pertukaran data, 3. Memudahkan proses pembelajaran (pembelajaran jarak jauh), dll. Baca lebih lanjut

Antara UN dan UKG


unSaat ini sepertinya Kemendikbud sedang dibanjiri kritikan berkaitan dengan penidikan di Indonesia. Belum selesai persoalan Kurikulum 2013, kali ini Kemendikbud harus berhadapan dengan kisruhnya pelakanaan UN di berbagai lini. Mulai dari dari tender, pencetakan naskah ujian, pendistribusian yang terlambat yang berbuntuk pada penundaan pelakanaan ujian, sampai berbagai persoalan teknis di lapangan, pengawasan dan peserta ujian. Wah…repot. Yang repot lagi, berbagai kalangan malah menilai pelaksanaan UN tahun ini adalah terburuk sepanjang sejarah UN di Indonesia. Ya indikatornya mungkin dari banyaknya persoalan yang muncul. Sampai pada kualitas kertas juga katanya terburuk. LJUN (Lembar Jawab Ujian Nasional) atau dulu disebut LJK (Lembar Jawab Komputer) kualitasnya sama persis dengan kertas soal. Ini sebuah ironi, ketika peserta didik dituntut hati-hati dalam mengerjakan soal untuk menjaga keutuhan LJUN untuk mempermudah proses pemindaian (scanning), tapi kualitas kertas LJUNnya sendiri sangat buruk. Baca lebih lanjut

Apa Kabar Guru TIK MTs/SMP di Tahun 2013?


Topik ini menjadi hangat ketika pemerintah berencana mengubah struktur kurikulum yang sekarang sedang berjalan. Saat ini TIK masih menjadi mata pelajaran yang berdiri sendiri, tapi pada rancangan Kurikulum 2013, TIK tidak lagi masuk dalam struktur kurikulum di MTs/SMP.

12 mata pelajaran (KTSP) yang saat ini diajarkan pada tingkat SMP/MTs  akan berkurang menjadi 10 mata pelajaran yaitu Agama, PPKn, Matematika, bahasa Indonesia, Seni Budaya, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, IPA, IPS, bahasa Inggris dan Prakarya. Jadi pada Kurikulum 2013 Mapel TIK, Muatan lokal dan Pengembangan diri dihapus, kemudian ditambah mapel baru Prakarya. Baca lebih lanjut

KTSP Madrasah Berbasis Karakter


Pengertian Karakter dan Tujuan
Karakter adalah “bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak”. Adapun berkarakter adalah berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak”.
Pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan guru (madrasah), yang mampu mempengaruhi karakter peserta didik.

Tujuan penerapan KTSP berbasis karakter adalah pembentukan budaya madrasah, yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua warga madrasah, dan masyarakat sekitar madrasah.

Kriteria ketercapaiannya adalah terbentuknya budaya madrasah, yaitu perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua warga madrasah dan masyarakat sekitar madrasah harus berlandaskan nilai-nilai tersebut. Baca lebih lanjut